Sabtu, 28 Oktober 2017

NEOM Project - Meikarta ala Arab Saudi

Krisi Minyak yang terjadi pada tahun 2014, menggoncang ekonomi negara-negara Arab yang telah bergantung terlalu erat terhadap minyak. 70% pendapatan Arab Saudi berasal dari penjualan minyak. Krisis pada 2014 di mana harga minya terdepresiasi hingga 50%, dari $100/barel menjadi $50/barel. Sehingga Arab Saudi harus memutar otak untuk mendapat dana segar untuk APBNnya.

Reformasi besar-besaran dilakukan oleh Arab Saudi. Yakni menjual sekitar 5% saham Saudi Aramco (BUMN minyak) dengan nilai US$ 2,5 triliun atau sekitar Rp 32.500 triliun untuk di invetasikan ke luar negeri sebesar US$ 2 triliun. Sistem visa baru agar orang asing muslim bekerja jangka panjang di Arab Saudi. Diversifikasi ekonomi, mulai dari investasi di tambang mineral dan memproduksi peralatan militer. dan terakhir mengizinkan wanita untuk bekerja.


Turunnya harga minya telah merekonstruksi ekonomi, politik dan budaya Arab Saudi. Di bidang ekonomi, Saudi waktunya untuk dilakukan diversifikasi ekonomi agar ketergantungan terhadap minyak tidak terlalu besar, setidaknya rencana refomasi akan dilakukan hingga 2030. Budaya Arab yang sangat "melingungi wanita" dari kegiatan ekonomi mulai memudar. Mereka harus berubah agar tetap bisa bersaing, agar tetap layak diperhitungkan dunia. Saudi menjadi lebih terbuka terhadap invetasi asing. Dimulai dari lahirnya Riyadh yang begitu modern, hingga baru-baru ini proyek fenomenal, ingin membuat megacity, Meikarta ala Saudi.

Proyek NEOM (Neo-latin for New and “Mostaqbal”- Arabic for future) diumumkan oleh pangeran Muhammad bin Salman. Kota futuristik ayng diakui akan menjadi hub Asia dan Eropa, yang selama ini didominasi oleh UEA dan Qatar. Sang pangeran mengakui 70% penduduk dunia dapat mengases kota ini maksimal 8 jam. Kota ini akan menelan biaya $640 billion, dengan luas 26,500 km persegi (40kali dari Jakarta). Fase pertama pembangunan direncanakan selesai pada 2025. Kota ini akan menjadi pusat ilmu pengetahuan, industri makanan, bioteknologi, advance manufacturing dan semua hal yang dibutuhkan untuk hidup sebagai masyarakat modern.

NEOM akan menjadi kiblat baru ekonomi Saudi ditengah lesunya harga minya. Selain itu motif budaya-politik yang disampaikan oleh pangeran Muhammad bahwa NEOM untuk mengubah arah politik negerinya yang terlalu koserfatif dan "kaku" sama halnya ketika revolusi Iran terjadi. Kita dapat melihat dari iklan yang sajikan pada laman discoverneom.com, memperlihatkan seoarang wanita berpakaian terbuka sedang berlari (jogging) dengan seorang Pria. Hal ini sangat kontras dimana tahun-tahun sebelumnya wanita tidak diperbolehkan menyetir model atau menonton bola di stadion.

Semua dilakukan agar tetap bisa bersaing, harus berubah. itulah pesan yang sampaikan oleh pangeran Muhammad.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar