Tour to Bali : Penjelajahan Utara Pulau Dewata 2
Hari
kedua di Bali. With Cover Taylor Swift – Ours. Kegiatan saya di rumah komang
setelah samapai hanya di sini adalah makan isi pulsa kartu lama (As) karena
nomor Axis saya tidak ada sinyal di tempat komang, keculi di singaraja (ibu kota
kabupaten) ada. Jadi menunggu besok baru nomor bisa aktif lagi. Di perjalanan
menuju ke sini dari denpasar menggunakan bis ‘manis’ selama 3 jam. Saya
merenung banyak hal tentang hidup ini. Mengenai alasan saya ke sini. Bukan
untuk berhedon sungguh. Sangat malu ketika semester 2 dulu saya mencerca
hedonisme dalam matakuliah agama namun sekarang melakukannya, sungguh hina.
Lalu saya mencari-cari jawabannya, yah jawabannya adalah belajar tentang
kehidupan. Entah kenapa saya begitu percaya dengan intuisi saya. Contoh ketika
sma dulu. Cita-cita saya sederhana saja, yakni kuliah di jawa titik. Tidak
muluk-muluk di universitas mana yang penting di jawa. Alasannya ? tentu akan
banyak yang menjawab hedonisme. Ya di jawa, anda bisa mendapatkan apa yang
semua anda inginkan tentu ada pelumasnya ‘uang’. Iya dengan uang anda bisa
melakukan apa saja. Namun bukan itu sungguh, ada sesutu di lubuk hati ini.
Namun waktu itu saya tidak bisa menjawabnya. Yang jelas ada sesuatu yang
tersembunyi di sana. Di mana saya tidak bisa melihatnya dari layar kaca TV yang
masi menayangkan karena kepentingan beberapa pihak. Tidak sesungguhnya.
Oleh
sebab itu saya ingin tau banyak hal, setelah samapai ke jawa terutama depok,
pinggiran jakarta. Memang benar banyak hal-hal yang saya pelajari tentang
hidup. Ya pelajaran hidupn itu tidak mudah juga murah. Ada harganya bung !
lantas ada buahnya juga. Yakni kebijaksanaan hidup. Termasuk liburan (saya
lebih suka menyebutnya petualangan=journy) hal itu yang saya cari. Walau
awalnya saya ragu ada beberapa alasan yang memberatkan saya. Termasuk biaya,
nanti merepotkan orang dan hal-hal lain. Namun dengan sebuah alasan besar. Saya
memberanikan diri. Mulai naik pesawat sendiri, rela tidak tidur di bandara dan
menunggu di bandara selama 5 jam saya lakukan dengan sangat ikhlas dan mungkin
senang (menikmatinya). Pelajaran hidup memang tidak pernah ada dalam teks buku
sekolahan tapi wajib diselanggarakan dan memang terjadi. Kita saja yang tidak
pernah menyadarinya. Mungkin karena tidak mendapatkan nilai atas pelajaran
tersebut oleh karenanya kita pura-pura tidak menyadarinya.
6 Januari 2013 Gerogak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar