Memang untuk dapat mengeluarkan bahasa kalbu bisanya pada saat menjelang tidur atau pada saat terjaga di pagi buta.Mencari waktu yang tepat untuk menulis susah2 gampang.
Ya kota megapolitan (Jakarta Raya) ini seakan merengut semua ketengangan menjadikan hidup selalu dikejar oleh waktu. Bahkan untuk bernapas manusia harus berebutan.
Ini hidup penuh mabisi. Ya ibu kota ambisi, jutaan orang menggantungkan hidup di kota ini. Mulai pengamen yang penghasilannya hanya ribuan perak perhari hingga konglomerat yang penghasilannya sebulan ratusan juta.
Begitu jauh jarak si miskin dan si kaya. Kontraks memang, namun yang akan hidup lebih lama dan nyaman hanya si ambisius, yang berambisi untuk dapat meraup banyak duit di kota megapolitan ini.
Banyak orang di kota ambisius ini kehilangan sifat kemanusiaannya. Hatinya makin tumpul, rasanya makin tak peka. Melihat sekelilingnya. Di otaknya hanya ambisi untuk menjadi yang terbaik, terbai dan terbaik. Hanya itu. Di sini jangan bicara halal haram, demi ambisi semua bisa jalan. Demi ambisi tipu-tipu jadi hal biasa.
Di sini hidup itu kompetisi, biar bisa hidup harus jadi juara. Jika tidak anda akan jadi penonton si miskin
yang meraup receh dari belas kasih si ambisius. Itu pilihan. Jadi hina atau juara. Seakan semua kalap dengan
keadaan.
Waktu berjalan begitu cepat di kota ambisius ini. Tidak ada waktu memikirkan kemanusiaan, apa lagi membicarakannya. Anda akan tertinggal jauh dari kompetisi yang penuh ambisi ini. Terperangkap di gerbong paling belakang kompetisi kehidupan. Semakin belakang hidup anda makan semakin sesak. Maka tak ada yang coba-coba lengah seidikitpun dari kometisi ini. Harus serba cekatan dan cepat. hanya itu pilihan untuk bisa hidup di gerbong yang lebih legah. Maka dari itu lengah sedikit saja fatal akitbatnya.
Ini realita, tidak banyak yang akhirnya menyerah lalu pasrah dengan keadaan, itulah golongan-golongan
kalah. Kalah dari ambisi.
Namun jika anda lihat semua isi kota ambisius ini tidak pernah ada yang merasa bahagia karena semua demi
ambisi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar