Selasa, 09 Juni 2015

Sebuah perjalanan mencari titel

Serpong-Depok
Untuk siapa yang merasa nasionalis. Tapi banyak dari mereka ternyata tidak begitu dengan sikapnya. Otak mereka (baca kita) lebih banyak mendengar top chart billboard dari pada dangdut. Apa karena dangdut kita tidak lebih dari pada tari pamer tubuh dari pada senandung. Mungkin list billboard lebih layak di dengar.

Seberapa banyak menonton Hollywood, manga atau Kdrama, di banding dengan roman dalam negeri yang banyak dibumbui dengan tubuh? ternyata sama tidak pantas. Maka pilihan yang lebih cukup masuk akal.

Seberapa kita menghatamkan kitab dalam negeri ketimbang romansa barat yang mahsyur. Ketika negeri para indian punya Times best seller, kita punya apa?


Dunia memang sudah berubah. Karena variabel waktu terus berjalan. Tidak diam menunggu. Dunia semakin global. Terhubung satu dengan yang lain nya. Informasi lalu lalang seenak nya. Tidak heran org dari pedalaman bisa sama pintar dengan mereka yang hidup di metropolitan.

Batas 2 pemikiran itu lama2 memudar. Karena hakekat manusia tidak ingin dipandang rendah. Maka jika barat dianggap unggul maka mereka juga ingin seperti itu. Barat telah menjadi kiblat bagi para pencari kenikmatan Dunia.

Semakin kamu barat, semakin baik derajatmu. Itulah yang dikejar2 orang-orang zaman kini.

Tidak ada yang bersalah di sini. Hanya sebuah hasil pemikiran umat untuk menghilangkan kesenjangan. Namun tak di rasa kesenjangan menganga lebar. Itu yang di alami Amerika sekarang ini sebagai kiblat kehidupan duniawi yang modern.

Saya tidak tau 5 tahun lagi dunia akan seperti apa. Hanya saja, saya kira banyak hal yang tak terbayangkan akan terjadi. Mulai alat yang kian canggih dan ilmu yang kian tinggi. Itulah fungsi waktu, selalu berubah sehingga sebenar tidak akan ada ramalan yang benar2 tepat. Makin jauh makin besar salah dan mengada-ngada. Lihat tayangan star track, bagai mana mereka mengimanjinasikan perjalanan luar angkasa dengan tayangan yang sekarang? sama sekali berbeda. Itu fungsi waktu. Selalu berubah lebih cepat dari buah pemikiran.

Pemikiran yang sangat2 kaku dengan konstantanya. Ketika kita melihat satu titik seakan2 yang lain tetap maka kita akan berkesimpulan titik ini akan seperti ini dalam beberapa waktu, dengan pemikiran yang tetap sediakala. Tidak ada yang berubah. padahal debitur debu bahkan zarah pun terus berubah karena angin, uap air atau pengaruh sebutir atom uang usil. Itulah dinamisme waktu.
Sekian, salam coret kehidupan. Dari buah perjalanan. Jalan yang pendek saja. Terimakasih terhadap waktu dan fungsi nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar