Hehehe sedikit iseng hari ini. Mengupas sedikit tentang masa laluku. tepat ketika waktu SD (SD Tiondoi) dulu. di tempat yang nanjauh di sana. desa yang tentram pohon yang rindang dan sungi yang jernih. Sesekali musim buah datang menjadikan salah satu saran kami untuk menghabiskan waktu. sebagai contoh. pada musim mangga. Jika maggrib menjelang. kami bersiap siaga di belakang rumah yang ada mangga tentunya. Menunggu buanya jatuh akibat ditabrak atau digigit oleh kelelawar.
itu lah sepenggal kenangan manis yang pernah saya alami. iseng mencari-cari informsi tentang SD saya dulu. eh ternyata profile kepsek saya dulu di muat salah satu surat kabar lokal daerah itu (Sulawesi Tenggara). Berikut Cuplikannya.
Sabtu, 29 Aug 2009, | 195
La Ode Dihani Ama,Pd
Sosok-Mudah bersahabat dan gampang menyesuaikan diri, itulah Sosok yang melekat pada diri La Ode Dihani AMa Pd. Pria kelahiran Tindoi 1958 ini menjadi Kepala SDN 3 Pongo dikenal sebagai pria pekerja ulet serta disiplin dalam menjalankan tugas-tugasnya.
Pria yang tingal di kelurahan Pongo, Kecamaatan Wangiwangi mengawali pendidikannya pada SDN Tindoi tamat 1972, kemudian melajutkan kejenjang SMPN 1 Wanci tamat 1975. Setahun kemudian, La Ode Dihani, hijrah ke Ujung Pandang sekarang Makassar, mendatar ke Sekolah Pendidikan Guru (SPG) tamat 1979.
Setelah menamatkan pendidikannya, setahun kemudian tepatnya 1980, La Ode Dahani mengikuti tes CPNS, namun dewi fortuna belum berpihak kepadanya. Kegagalan yang ia alami dijadikan pelajaran, baginya kegagalan itu merupakan sukses yang tertunda. Dan setahun kemudian, pria yang dikenal pekerja keras itu, sukses menjadi CPNS setelah ia dinyatakan lulus seleksi.
Pertama kali meniti karir menjadi guru di SDN 2 Wongko, selama dua tahun. Kemudian ia dimutasikan ke SDN Tindoi tahun 1983 dan status masih sebagai tenaga pengajar. Selama 23 tahun mengabdikan dirinya sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, akhirnya pada 2005 La Dihani diangkat sebagai Kepala Sekolah di SDN Tindoi.
Setahun menjabat Kasek SDN Tindoi, La Ode Dihani dimutasikan ke SDN Pongo 3, tepatnya pada bulan Juni 2006 sampai sekarang. Suami dari Umini tersebut dikaruniai empat orang anak, masing-masing Wa Ode Lili Diminti AKg, saat ini telah bertugas di Puskesmas Wangiwangi. Anak keduanya diberi nama La Ode Muhammad Suwarno, bertugas sebagai angota Polri di Irian. Sedangkan anaknya yang ke tiga dan ke empat masih kulia di salah satu perguruan tinggi negeri di Makaasar.
Birokrat yang mempunyai jiwa membangun dan murah senyum ini, mempunyai hobi olahraga dan membaca buku. Dalam menjalani kehidupannya sehari-hari, La Ode Dihani, mempunyai moto waktu digunakan untuk bekerja serta mempnyai cita- cita ingin memajukan dunia pendidikan di Wakatobi sesuai dengan tingkat kemampuannya.(p9/ish)
Pria yang tingal di kelurahan Pongo, Kecamaatan Wangiwangi mengawali pendidikannya pada SDN Tindoi tamat 1972, kemudian melajutkan kejenjang SMPN 1 Wanci tamat 1975. Setahun kemudian, La Ode Dihani, hijrah ke Ujung Pandang sekarang Makassar, mendatar ke Sekolah Pendidikan Guru (SPG) tamat 1979.
Setelah menamatkan pendidikannya, setahun kemudian tepatnya 1980, La Ode Dahani mengikuti tes CPNS, namun dewi fortuna belum berpihak kepadanya. Kegagalan yang ia alami dijadikan pelajaran, baginya kegagalan itu merupakan sukses yang tertunda. Dan setahun kemudian, pria yang dikenal pekerja keras itu, sukses menjadi CPNS setelah ia dinyatakan lulus seleksi.
Pertama kali meniti karir menjadi guru di SDN 2 Wongko, selama dua tahun. Kemudian ia dimutasikan ke SDN Tindoi tahun 1983 dan status masih sebagai tenaga pengajar. Selama 23 tahun mengabdikan dirinya sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, akhirnya pada 2005 La Dihani diangkat sebagai Kepala Sekolah di SDN Tindoi.
Setahun menjabat Kasek SDN Tindoi, La Ode Dihani dimutasikan ke SDN Pongo 3, tepatnya pada bulan Juni 2006 sampai sekarang. Suami dari Umini tersebut dikaruniai empat orang anak, masing-masing Wa Ode Lili Diminti AKg, saat ini telah bertugas di Puskesmas Wangiwangi. Anak keduanya diberi nama La Ode Muhammad Suwarno, bertugas sebagai angota Polri di Irian. Sedangkan anaknya yang ke tiga dan ke empat masih kulia di salah satu perguruan tinggi negeri di Makaasar.
Birokrat yang mempunyai jiwa membangun dan murah senyum ini, mempunyai hobi olahraga dan membaca buku. Dalam menjalani kehidupannya sehari-hari, La Ode Dihani, mempunyai moto waktu digunakan untuk bekerja serta mempnyai cita- cita ingin memajukan dunia pendidikan di Wakatobi sesuai dengan tingkat kemampuannya.(p9/ish)
Beliau memang sosok yang luar biasa. Bisa dibilang menjadi figur penting dalam hidup saya. banyak nialai moral yang dia ajarkan dengan gayanya yang humoris. TERIMA KASIH GURU :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar